Kamis, 07 April 2011

Contoh-contoh tindakan manusia yang "legal" namun tidak etis

    a. Mencari kambing hitam atas kegagalan sendiri. Orang sering kali mencari alasan dan menjelaskan mengapa is gagal, tidak jarang mereka menggunakan alasan yang tidak pernah exist. b. Menghindari tanggung jawab yang tidak menyenangkan. Banyak orang melarikan diri dari tangung-jawab yang tidak menyenangkan dan memilih yang mereka sukai saja. Orang tipe ini biasAnya mempunyai seribu satu alasan mengapa mereka tidak mau menerima tanggung jawab tersebut. c. Menuntut hal yang tidak masuk akal dari orang lain. Untuk kepentingan mereka, orang tipe ini tidak malu-malu menuntut dari orang lain untuk mengerjakan sesuatu untuk mereka, walaupun tuntutan tersebut tidak masuk akal. d. Melanggar janji. Orang tertentu berpikir, adalah tidak menjadi soal untuk tidak memenuhi janji karena mereka memiliki hal yang lebih penting untuk dikerjakan atau “I am not in the mood.” e. Menyelak Menyelak, bagi orang tertentu, merupakaan hal yang exciting untuk dikerjakan. Mereka bilang, “Aku pintar, karena itu aku bisa melakukannya” atau “Gua nggak bisa menghabiskan waktu sia-sia, hanya untuk menunggu giliranku.” f. Memberi tugas yang menyenangkan ke teman, sedangkan ada orang lain yang lebih qualified. Untuk situasi tertentu, orang tidak menyadari atau tidak mau menyadari bahwa, “That’s what friend for” adalah tidak etis, khususnya dalam lingkungan profesional.
Yang lebih jeleknya lagi, gejala di masyarakat kita, menipu atau bahkan korupsi dianggap perbuatan yang pintar. Ngebut dalam keadaan mabuk, di anggap jago. Jelas tindakan ini tidak etis dan immoral dan melanggar hukum. Di bawah adalah prinsip-prinsip salah dan benar yang oleh setiap orang bisa dijadikan pegangan untuk bertindak:
    1. Goden Rule: Berbuatlah terhadap mereka seperti apa yang engkau harapkan mereka akan berbuat terhadapmu. 2. Immanuel Kant’s Categorical Imperative: Jika suatu tindakan tidak benar untuk semua orang, maka tindakan itu tidak benar bagi siapa saja. 3. Descartes’ rules of change: Jika suatu tindakan tidak dapat dilakukan berulang, maka tindakan itu tidak baik dilakukan. 4. Utilitarian Principle: Lakukan sesuatu yang pencapaiannya lebih tinggi atau lebih berharga. 5. Risk Aversion Principle: Ambil tindakan yang menghasilkan paling sedikit penderitaan atau paling sedikit potensi kerugiannya. 6. The ethical “no free lunch” rule: Berasumsi bahwa semua tangible dan intangeble objek dimiliki oleh orang lain, kecuali secara specific diberitahukan itu adalah free. 7. Confucius’ Analects: Hormati orang tua. Jangan berbuat terhadap orang lain seperti apa yang engkau tidak mau orang lain berbuat terhadapmu. Bagi penguasa: Memimpinlah dengan contoh daripada dengan kekerasan. Jika penguasa sudah menggunakan kekerasan maka ia sudah gagal.